
newsnoid.com, Malang- Tim Peneliti Universitas Islam Malang (Unisma) yang dipimpin oleh Dr. Ari Ambarwati menemukan ragam praktik dan kendala implementasi ekoliterasi. Terutama di dua sekolah dasar di Malang.
Pengumpulan data ini adalah bagian penting dari penelitian “Aktualisasi Ekoliterasi di Sekolah: Kelayakan Desain Self-Curation Bacaan Sastra Berwawasan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan.” Yang telah mendapatkan dana dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Kemdiktisaintek. Pendanaan tahun 2025 skim Penelitian Fundamental Regional.
“Kegiatan difokuskan pada pemetaan praktik ekoliterasi yang terintegrasi dengan bacaan sastra serta kebijakan sekolah terkait,” ungkap Ari Ambarwati, Sabtu (30/08).
Tim menilai kesiapan, tantangan, dan potensi engembangan desain self-curation bacaan yang mendorong literasi lingkungan. Hasil temuan dari masing-masing sekolah menjadi dasar untuk merumuskan rekomendasi yang relevan.
Di SDN 02 Pandan Landung, tim mencatat adanya kebijakan pembiasaan membawa bekal dari rumah, Namun, implementasi kebijakan tersebut tidak berlangsung lama.
“Kami sempat membuat aturan pembiasaan membawa bekal dari rumah, tapi mendapat tanggapan negative dari masyarakat yang sudah lama berjualan di sekitar sekolah,” ucap Suci, salah satu guru SD tersebut.
Tanggapan negatif juga datang dari siswa-siswa yang justru cenderung lebih tertarik membeli.
Sementara itu, Muhammad Shodiq selaku Kepala sekolah SD Wahid Hasyim mengenalkan program pengelolaan konsumsi air dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
“Kami sediakan gallon setiap kelas, setiap anak punya gelas masing-masing. Selain membiasakan mengurangi pemakaian plastic, itu juga melatih tanggung jawab mereka, yaitu saat harus mencuci gelas setelah dipakai,” ucapnya.
Sekolah tersebut juga mulai mengelola sampah organic menjadi kompos. Dua komposter sudah tersedia, namun keberlanjutan pengelolaan measih perlu penguatan.
“Kalau sampah daun kering kami jadikan kompos, sudah ada dua komposter tetapi pengelolaannya belum stabil dan konsisten,” tambah Shodiq.
Tim peneliti menyatakan akan melakukan analisis lanjutan dari data yang terkumpul untuk pemetaan kebutuhan kurasi bacaan sastra berwawasan lingkungan. Tujuannya, menghasilkan desain yang aplikatif dan sesuai karakteristik sekolah.
“Kami akan kembali ke sekolah setelah semua data sudah dikelola, dan kami sudah mendapatkan desain kurasi yang sesuai dengan kebutuhan sekolah,” ujar Atik, anggota tim peneliti.
Kegiatan ini diharapkan mendorong praktik ekoliterasi yang berkelanjutan melalui integrasi bacaan sastra dan kebijakan sekolah. Temuan di dua sekolah menunjukkan pentingnya kolaborasi pemangku kepentingan untuk memperkuat budaya ramah lingkungan sejak dini.
Kegiatan penelitian ini mengambil tempat di SDN 02 Pandan Landung dan di SDI Wahid Hasyim.(die)