
newsnoid.com, Malang – Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Malang (UNISMA) dalam penelitiannnya memprediksi dua tanaman yang banyak dijumpai dapat sebagai anti Parkinson. Tanaman yang dimakasud ialah Jinten Hitam dan Pegagan yang dalam unsur senyawanya dapat dijadikan obat dari penyakit degenaratif tersebut.
Adalah Dr. dr. Shinta Kusumawati, SpS, dosen FK Unisma Malang yang juga spesialis Neurologi di RSI Unisma. Ia menjelaskan bahwa saat ini penyakit Parkinson merupakan penyakit degenerative kedua yang paling banyak setelah Alzeimer. Sayangnya belum ada obat yang dapat mencegah atau mengobati penyakit tersebut, sementara hanya obat farmakologi yang bersifat simtomatik.
“Selain itu banyak juga efek samping yang ditimbulkan seperti diskinesia, wearing on off dan gangguan kognitif,” ungkap Shinta Kusuma, Jum’at (29/08).
Di sisi lain, keanekaragaman hayati saat ini sedang banyak diteliti sebagai obat alternatif atau suportif berbagai penyakit degenerative yang mempunyaki efek samping yang minimal.
Tanaman Jinten hitam atau Habatussaudah (Nigella sativa) merupakan tanaman yang menurut hadist Rasulullah obat segala penyakit kecuali kematian. Sedangkan pegagan atau nama latinnya Centella asiatica merupakan tanaman liar yang kaya akan manfaatnya sebagai antiinflamasi, penyembuhan luka, antiansietas, dan perbaikan memori.
Hal tersebut yang mendorong Shinta Kusumawati mendalami kombinasi kedua senyawa tanaman tesebut. Ia telah menemukan Thymoquinone, senyawa aktif tanaman jinten hitam dan Madecassoside, bagian dari triterpen senyawa aktif dari tanaman pegagan memiliki potensi sebagai anti Parkinson.
Ia telah melakukan riset melalui studi insilico yang telah dilakukannya dan sudah dipublikasi di jurnal Internasional yang terindeks scopus Q3 dan jurnal nasioanal terindeks sinta 2.
Hal tersebut dibuktikan adanya afinitas yang kuat kedua senyawa pada dopamin reseptor dopamin (D1 dan D2). Dimana merupakan reseptor dopamin berperan penting pada penyakit Parkinson.
“Kombinasi kedua senyawa diprediksi memiliki efek sinergis sebagai anti Parkinson.
Prediksi ini telah dibuktikan melalui penelitian invivo yang dilakukan setelah insilico, dimana melalui hasil disertasinya yang lulus baru-baru ini dari Pendidikan Doktor di FK Universitas Brawijaya dan berhasil membuktikan kombinasi kedua senyawa bersinergis meningkatkan kadar dopamin otak mencit model Parkinson pada dosis Thymoquinone 10mg/kg dan Madecassoside 15mg/kg.
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mampu mengembangkan penelitian lanjutan keanekaragaman hayati sebagai obat anti penyakit parkinson.(die)