
newsnoid.com, Malang – Syarat untuk proyek Pengolah Sampah jadi Energi Listrik (PSEL) di TPA Supiturang, Kota Malang berubah. Awalnya sampah yang dibutuhkan adalah 1000 ton per hari, kini jadi 2000 ton per hari.
Saat ini, kapasitas sampah Malang Raya adalah sebagai berikut ¹:
– Kota Malang: 520 ton per hari
– Kabupaten Malang: 440 ton per hari
– Kota Batu: 50 ton per hari
Proyek dari Kementerian Lingkungan Hidup (LH) ini pun bikin Pemkot Malang harus memikir otak untuk memenuhi syarat itu.
Wahyu Hidayat, mengakui bahwa pihaknya masih harus berkonsultasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memenuhi syarat terbaru ini. “Padahal kita dari Malang Raya aja kumpul tidak sampai 2 ribu. Kita konsultasi lagi. Kita kan sesuai dari arahan Pak Kementerian Lingkungan Hidup kemarin,” ujar Wahyu. mengungkapkan, masih harus berkonsultasi lagi ke kementerian terkait untuk memenuhi syarat terbaru ini.
“Padahal kita dari Malang Raya aja kumpul tidak sampai 2 ribu. Kita konsultasi lagi. Kita kan sesuai dari arahan Pak Kementerian Lingkungan Hidup kemarin,” ujar Wahyu.
Wahyu juga menunggu kajian akademis dari Universitas Brawijaya (UB) untuk memenuhi kriteria PSEL ini.
“Dari situ kita kerja kira-kira seperti apa langkahnya,” katanya
Sekadar diketahui, proyek PSEL ini tidak hanya membutuhkan pasokan sampah dari Kota Malang saja, namun dari Kota Batu dan Kabupaten Malang. Kota Malang sudah siap memasok 520 ton per hari, Kabupaten Malang, 440 ton per hari, dan Kota Batu 50 ton per hari.
“Mudah-mudahan ini bermanfaat bagi kita semua. Karena selain sampahnya bisa terolah dengan baik, kita juga mendapatkan energi dan kita bisa mendapat pendapatan lainnya,” tutur pria asal Kelurahan Bareng, Kota Malang ini.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Gamaliel Raymond Matondang mengaku masih mencoba mengotak-ngatik agar pasokan sampah untuk PSEL ini bisa terpenuhi 2000 ton per hari. Untuk proyek PSEL ini sudah disiapkan 5 hektar di TPA Supit Urang.
Caranya adalah dia mencoba bertanya ke Kementerian LH apakah bisa pemenuhan 2000 ton sampah per hari itu dari sampah yang sudah tertimbun di TPA Supit Urang.
“Nah 2000 ton itu apakah harus sampah yang baru atau sampah yang tertumpuk di Supit Urang. Kalau itu bisa, ada 4 juta meter kubik (sampah yang tertimbun) yang mungkin bisa diolah sampah untuk PSEL. Jadi koordinasi agak panjang” imbuhnya.
Selain itu Reymond menjelaskan untuk bisa memenuhi kuota sampah ideal maka akan dilakukan aglomerasi. terkait kesiapan pemenuhan tonase Ia mengatakan untuk memenuhi target yang 2,5 ton.kemungkinan belum bisa.
“Kalau untuk 2.000 ton mungkin untuk Kota Malang tidak memungkinkan, tetapi apabila 1.000 ton itu memungkinkan, kalau kita direncanakan aglomerasi kerjasama dengan pemerintah Kabupaten Malang, pemerintah Kota Batu, sehingga sampah yang di Kota Malang yang masuk itu sepi kurang lebih 500 ton, kalau ditambah dari Kabupaten 400 ton, ditambah dari Kota Batu 100 ton, maka tercapai 1.000 ton. Itu kalau memang 1.000 ton, tetapi kalau memang 2.000 ton kesulitan untuk memenuhi tersebut,” ungkapnya.(16/10/2025).
Proyek PSEL ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi Kota Malang dan sekitarnya. Selain dapat mengolah sampah dengan baik, proyek ini juga dapat menghasilkan energi listrik dan pendapatan bagi daerah.
(win)
