
indonewsdaily.com, Malang- Wakaf Goes To Campus XV Solo Raya di Gedung Samantha Krida UB,Potensi Wakaf di Indonesia: Sebuah Peluang Besar untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Kendala regulasi dan keterbatasan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang wakaf menjadi hambatan dalam menggerakkan wakaf. Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi tentang wakaf, serta pengembangan sistem yang mudah dan lembaga yang terpercaya.
Kegiatan Program Wakaf Goes To Campus XV Solo Raya bertempat di Gedung Samantha Krida UB (20/10/2025). Di hadiri oleh Walikota Malang Wahyu Hidayat.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, kampus, dan media sangat penting dalam meningkatkan kesadaran wakaf. Dengan bekerja sama, diharapkan wakaf dapat menjadi salah satu instrumen penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Ketua Badan Pelaksana, Tatang Astarudin, menyatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 181 triliun secara nasional. Namun, realisasinya masih jauh dari target tersebut. Saat ini, baru ada sekitar 500.000 nazir yang tercatat, dengan potensi wakaf uang yang belum tergarap maksimal.
Tatang mendorong agar kampus-kampus dapat menggarap potensi wakaf uang di sektor pendidikan.
“Kita berharap kampus menggarap segmen mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan wakaf dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengapresiasi kegiatan wakaf yang digelar di kampus.
“Kita menyambut baik kegiatan ini dan berharap dapat memanfaatkan dana wakaf untuk kepentingan positif,” ujarnya.
Dengan demikian, diharapkan wakaf dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Malang.
“Potensi wakaf di Kota Malang juga sangat besar. Saat ini, sudah ada 57 nazir yang tercatat, namun masih banyak potensi wakaf yang belum tergarap. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang wakaf, serta pengembangan sistem yang mudah dan lembaga yang terpercaya,” tambah Wahyu
Sedangkan Wakil Ketua Badan Pelaksana, Tatang Astarudin, menyatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia sangat besar, mencapai Rp 181 triliun secara nasional. Namun, realisasinya masih jauh dari target tersebut. Saat ini, baru ada sekitar 500.000 nazir yang tercatat, dengan potensi wakaf uang yang belum tergarap maksimal.
Tatang mendorong agar kampus-kampus dapat menggarap potensi wakaf uang di sektor pendidikan.
“Kita berharap kampus menggarap segmen mahasiswa,” ujarnya. Dengan demikian, diharapkan wakaf dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya
Tatang menambahkan bahwa Kampus ini tadi punya potensi besar, dengan istilah kita wakab retail, wakab dari pribadi-pribadi. 70.000 mahasiswa ,ditandai dengan wakab. Wisuda, syukuran, wakaf, berapa aja, karena wakaf uang itu fleksibel
“Dengan 10.000, 5.000, 1.000 aja bisa kita, pribadannya kita sekarang wakaf uang, kita
dorong wakaf uang, karena lebih fleksibel, investasinya lebih mudah, memang resikonya rentan pada inflasi. Lalu kita dorong juga optimalisasinya melalui wakaf produktif. Jadi melalui wakaf uang itu ada dua, sektor real, sektor finansial. Sektor real itu mendorong usaha produktif masyarakat, UMKM, biaya wakaf uang itu. Kedua sektor finansial, melalui negara,” ungkapnya
Nah, tadi kita dana abadi kampus kita masukkan di instrument untuk negara. Itu ada 450.000 nasir, itu yang baru tercatat. Wakaf itu seperti gunung es, yang tercatat banyak, bawahnya masih banyak yang belum terdokumentasikan sertifikatnya. Nah, adinya tanah saja bukitnya besar, sementara ini banyak, ada yang nyebut 33M, mesin madrasah, makam.Bukan berarti itu tidak bagus, tetapi hari ini harus didorong transformasi, namanya transformasi nasir,” terangnya.(20/10/2025).
Ia juga punya bisnis ekosistem, jadi pesantren bukan hanya mengurusi itu, nant perlu ada bisnis ekosistem. Dia punya minimarket, punya lembaga, keuangan syariah, punya unit-unit bisnis.
“Kita mau identifikasi ada 14 unit usaha berbasis lembaga pendidikan pesantren. Nah, itu bisa digerakkan dengan wakab uang untuk modalnya, wakaf tanah untuk infrastruktur modal. Ada, kita ada sistem pelaporan, ada PSAK 412, ada sistem pelaporan yang kemarin diwakafkan dari UGM, tim aplikasi wakaf uang, ada SAMAWI namanya. Sistem aplikasi itu menjadi kanal bagi laporan Najib. Najib itu wakaf uang wajib laporan setahun dua kali, kalau Najib wakaf tanah setahun sekali. Kita juga masih mendorong kedisiplinan Najib untuk itu, jadi banyak agenda yang harus kita jawab untuk akselerasi dan kepentingan kita,” ucapnya
Selanjutnya Tatang mengatakan satu titik saja ada beberapa kampus, jadi agenda dengan kampus, selain soal seminar, ada riset bersama, ada pengabdian masyarakat, KKN tematik wakaf.
“Jadi anak-anak KKN itu tidak hanya ngurusin KKN, tapi bagaimana dia mendampingi masjid, santren, disertifikatkan tanahnya, supaya jangan jadi masalah, karena kalau sudah sertifikat, aman. Jadi kita ingin nanti KKN tematik wakaf, sosialisasi dan pendampingan sertifikasi wakab, riset wakaf. Kemudian pengajaran wakaf, kita kurikulum wakaf. Jadi kampus-kampus nanti juga ada kurikulum yang tematik wakaf,” imbuhnya
Dengan cara tadi, sosialisasi, literasinya bisa lebih masyarakat. Jadi kalau tanah wakaf 450 ribu. 181 triliun secara nasional.
“Potensi. Itu hanya 17 klaster. 17 klaster.
Klaster misalnya gini, pendidikan, 5,7 triliun. Jaman Haji Umroh, itu 1,3 juta per tahun. Kalau mereka wakaf, sejuta aja udah 1,3 triliun. Orang menikah di Indonesia itu hampir 1,5 juta orang per tahun yang nikah. Coba kalau nikah tandai dengan wakaf. Supaya cintanya abadi, seperti abadinya wakaf. Itu 1,4 juta orang nikah. Pertahun,” ungkapnya.
“Coba kalau disadarkan, gak usah beli macam-macam, gak pake karangan bunga, wakaf aja. Dananya abadi, manfaatnya besar.
Itu klaster-klaster itu termasuk klaster diaspora, klaster imigran kita, pekerjaan imigran kita banyak. Dorong mereka untuk wakab,” katanya.
“Nah itu untuk klaster-klaster Pesanten 42 ribu. Pesantrennya 5 juta orang, kan, di Indonesia. Jadi kalau mereka ada rutin tiap Jumat, seribu, 10 ribu, 5 ribu. Pesanten punya dana abadi. 1,8 triliun rupiah, itu klaster itu hitungan minimalis dan klasternya 17 klaster,” ungkapnya.
Kemudian Dr. H. Akhmad. Jazuli, S.H., M.Si.., Dengan adanya gerakan wakaf produktif ini, maka akan bisa membantu utamanya kalau di kampus mahasiswa yang tidak mampu.
“Dari kelompok yang kekurangan sudah ada bantuan dari wakaf ini. Mengapa Bapak Gubernur sangat apresiasi terhadap wakaf produktif atau wakaf uang? Karena kalau zakat itu bagus, tapi zakat kan dalam satu haul harus habis,” singkatnya. (win).
