
newsnoid.com, Tanjung Priok Jakarta Utara – Warga Jakarta Utara sepakat dan kompak untuk menyatakan menolak segala bentuk tindakan anarkis menyusul peristiwa penjarahan yang menimpa eks Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan sejumlah Anggota DPR RI di antaranya Ahmad Sahroni, Eko Patrio dan Uya Kuya.
Seperti kasus aksi penjarahan & pengrusakan rumah yang terjadi di kediaman Anggota DPR RI Ahmad Sahroni, di Kebon Bawang Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (30/9/2025) lalu dinilai telah mencoreng citra wilayah pesisir Utara jakarta.
Untuk memperbaiki citra masyarakat di sana, Forum RT/RW Jakarta melakukan langkah deklarasi damai yang diikuti 47 organisasi masyarakat (Ormas) di wilayah setempat.
Ketua Forum RT/RW DKI Jakarta, Suaib menegaskan aksi penjarahan rumah Anggota DPR RI Ahmad Sahroni bukanlah cerminan masyarakat Jakarta Utara.
Suaib mengatakan, bahwa peristiwa itu justru menjadi pelajaran berharga agar warga lebih mengedepankan dialog dan taat pada hukum, serta jangan terpancing oleh oknum-oknum yang memprovokasi untuk memicu terjadinya keributan atau kerusuhan.
Lanjut Suaib, deklarasi ini dilaksanakan sebagai bentuk keprihatinan, sekaligus dukungan & support terhadap aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut.
“Ini tentunya (penjarahan) bukan menjadi satu ide atau gerakan murni masyarakat Jakarta Utara, tapi kami melihat bahwa memang ada provokasi yang terbangun,” sebut Suaib kepada wartawan usai deklarasi damai di Gelanggang Remaja Wali Kota Jakarta Utara, di Jalan Yos Sudarso Tanjung Priok Jakarta Utara, pada Sabtu (11/10/2025).
Aksi anarkis berupa penjarahan dan pengrusakan rumah Anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang terjadi dinilai telah mencoreng nama baik wilayah Jakarta Utara dan mengguncang kepercayaan publik.
Suaib menekankan agar seluruh pihak yang terlibat dalam peristiwa itu dapat diproses secara hukum secara tegas, dan aktor provokasi nya juga ditindak tegas.
“Kami berharap bahwa seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun yang memprovokasi ini, betul-betul bisa dilakukan satu proses yang tegas, yang tepat, sehingga tidak ada kebudayaan yang ngelos (terlewat) daripada kejadian-kejadian kemarin,” terangnya.
Suaib pun mengakui, masyarakat Jakarta Utara kini bersama-sama kembali berupaya memulihkan dan membangun kembali citra wilayahnya.
Suaib menambahkan bahwa pentingnya membangun kepercayaan antara masyarakat, pemerintah, dan stake holder pelaku usaha agar kesejahteraan bersama dapat tercapai dan kondusifitas terjamin di Pesisir Utara Ibukota ini.
“Kami sudah mulai membangun satu upaya bagaimana kepercayaan-kepercayaan itu justru harus kita wujudkan baik kepada pemerintah maupun pelaku-pelaku usaha dan masyarakat pada umumnya,” sambungnya
“Kritik dan masukan terhadap pihak mana pun harus disampaikan dengan cara yang beradab, bukan melalui tindakan anarkis,” jelas Suaib.
“Jadi yang perlu kita lakukan sekarang ini bahwa bagaimana kita justru saling mengingatkan, memberikan masukan, bahkan kritikan, tapi bukan kemudian tindakan anarkis karena tindakan anarkis kemarin itu betul-betul menunjukkan seakan-akan kita ini punya hukum sendiri,” pungkasnya
Deklarasi damai yang diinisiasi Suaib itu diikuti 47 ormas di Jakarta Utara dan tergabung dalam wadah bernama ‘Jakarta Utara Rumah Kolaborasi’ .
Deklarasi damai ini pun juga diisi dengan doa bersama , yang dihadiri juga dari Polres Metro Jakarta Utara, Kodim 0502/Jakut, Pemkot Jakarta Utara dan lainnya. (Muhammad Ryan)