Prestasi yang dilahirkan d’Kross Boxing Camp ternyata tak hanya tinju saja. Namun juga di cabang olahraga lain seperti karate. Bahkan di sasana ini juga memberikan fasilitas gratis bagai Aremania dan umum yang ingin berlatih.
Seperti terlihat pada Minggu (13/7/2025) pagi, para pecinta olahraga tampak beraktivitas penuh semangat di sasana yang berlokasi di Perumahan BTU, Blok GA35 No.68, Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, mulai dari Aremania yang berlatih tinju dalam format open fight, hingga anak-anak yang dengan tekun mengikuti latihan karate.
“Untuk Aremania dan umum juga bisa ikut latihan-latihan bela diri lainya sperti MMA, muay thai atau kick boxing bahkan silat , menyesuaikan tim pelatih yang sedang disusun oleh komunitas dkross Arema,” urai Ade Herawanto atau akrab disapa Sam Ade d’Kross.

Sam Ade menegaskan bahwa semua gratis alias tidak berbayar. Sebab sasana ini tidak hanya berfokus pada olahraga tinju, tetapi juga terbuka untuk cabang lain seperti karate dan sebagainya.
Seperti diketahui D’Kross Boxing Camp bukanlah nama asing dalam dunia tinju nasional. Sasana ini pernah melahirkan petinju-petinju hebat seperti (alm.) Hero Tito dan Rivo Rengkung, yang sukses meraih gelar juara dunia.
Prestasi yang paling berharga adalah kehadiran berbagai komunitas olahraga di bawah naungan d’Kross Boxing Camp menjadi bukti nyata. Sasana itu membentuk karakter, disiplin, dan kebersamaan.
Aremania yang berlatih open fight hingga anak-anak yang menapaki jalan karateka, semuanya mendapatkan tempat dan perhatian yang layak.
“Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi yang kuat, d’Kross Boxing Camp terus menjadi titik nyala kebangkitan olahraga beladiri di Kota Malang,” tegas Frontman d’Kross Community ini.
Lahirkan Karateka Juara salah satu komunitas yang memanfaatkan fasilitas ini adalah Dojo Bulteru (Bulan Terang Utama), yang bernaung di bawah Mushikawa Karate Do Indonesia, serta menjadi bagian dari komunitas di bawah naungan d’Kross Community.
Dipimpin oleh Sensei Yusuf Zenuri, selaku Ketua Dojo Bulteru dan dibantu oleh Sensei Sinta Esaipul, para atlet muda karate dari dojo ini telah menunjukkan prestasi yang membanggakan.
Dojo ini telah berdiri dan berlatih di d’Kross Boxing Camp selama satu tahun dan kehadiran mereka semakin menambah semarak dunia olahraga beladiri di Kota Malang.
Pada Kejuaraan Nasional Musikawa ke-2 yang berlangsung pada 6 Juli 2025 lalu, Dojo Bulteru menurunkan 21 atlet di kelas komite dan 3 atlet di kelas kata.
“Hasilnya sangat membanggakan. Ada 3 atlet yang meraih juara 1, beberapa atlet lainnya juara 2 dan 3. Jadi hampir semua atlet kami meraih medali,” papar Sensei Yusuf Zenuri.
Tak hanya itu, sebelumnya mereka juga telah mengikuti berbagai ajang kejuaraan lainnya seperti Open Championship Surabaya, Open Championship Jember, hingga kancah internasional seperti Geokursin World Championship di Yogyakarta yang diikuti oleh 15 negara.
Dalam kejuaraan tersebut, salah satu atlet Dojo Bulteru berhasil meraih Juara 2 tingkat internasional dari 7 kategori yang diikuti.
Para atlet ini diberikan ruang dan fasilitas latihan oleh Komunitas d’Kross-Aremania yang mendirikan d’Kross Boxing Camp.
Untuk itu, Sensei Yusuf Zenuri menyampaikan terima kasih kepada Ade Herawanto alias Ade d’Kross atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan. Seperti diketahui, Ade dikenal sebagai sosok yang berkomitmen membangkitkan kembali semangat olahraga di Kota Malang.
Apresiasi dari Komisi A DPRD Kota Malang
Danny Agung Prasetyo anggota Komisi A DPRD Kota Malang memberi apresiasi terhadap keberadaan d’Kross Boxing Camp. Ia berharap Sasana ini bisa kembali membangkitkan kiprah Kota Malang dalam tinju nasional.
“Pada prinsipnya saya secara pribadi mendukung apa yang dilakukan Sam Ade, karena history Kota Malang ini legenda petinju,” tegas politisi Partai Gerindra ini.
Danny sapaan akrabnya mengingat masa jaya tinju tahun 1980 an di Kota Malang. Ada nama Thomas Americo, Dobrak Arter, Little Pono dan Monot.
Nama Thomas Americo yang disebut Danny, memiliki nama sapaan Jimmy. lima bulan berlatih di sasana tinju Sucipto Murni di Sasana Arek Malang, Jimmy naik ring melawan Key Siong dari sasana Sawunggaling. Jimmy menang dan menerima bayaran Rp 6.000.
Jimmy pun sempat bergabung dengan sasana tinju di Jakarta, yaitu Sasana Waringin, Jakarta (1978), tetapi ia tidak betah, Jimmy kembali lagi ke Malang. Ia memilih Sasana Gajayana, asuhan Walikota Sugiyono. Satu tahun kemudian, yaitu pada tahun 1979 ia mengalahkan Wongso Suseno.
Wongso Suseno adalah petinju Indonesia pertama yang menjadi juara Orien Pacific Boxing Federation (OPBF). Setelah berkali-kali mendapatkan kemenangan demi kemenangan, Thomas semakin terkenal.
Nama Thomas Americo semakin menjulang setelah ia berhasil merebut gelar juara OPBF, untuk kelas welter ringan di Gedung Go Skate, Surabaya 1980, Thomas Americo berhasil memukul KO juara sebelumnya, yakni Sang Mo Koo, seorang petinju yang berasal dari Korea Selatan. Saat itu Thomas menerima Rp 6 juta, sebuah bayaran tertinggi petinju prof Indonesia ketika itu.
“Artinya d’Kross boxing camp nya Sam Ade akan menumbuhkan petinju kota malang seperti di era kejayaan Kota Malang,” harap Danny. (win).