
newsnoid.com, Malang- Warga Perumahan Griya Shanta, Kota Malang, kembali menunjukkan penolakan terhadap rencana pembangunan akses jalan tembus di kawasan hunian mereka.
Puluhan warga menggelar unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Malang Kelas 1A, Selasa (18/11/2025), bertepatan dengan sidang perdana gugatan class action yang diajukan warga terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Sidang perdana yang beragendakan verifikasi identitas para penggugat ini harus ditunda karena Pemkot Malang tidak hadir. Majelis hakim kemudian menjadwalkan agenda mediasi pada sidang berikutnya, tujuh hari ke depan.
Warga Griya Shanta menilai rencana pembangunan jalan tembus dilakukan tanpa sosialisasi dan pengajuan resmi dari penghuni perumahan, serta dinilai tidak terkait dengan kepentingan umum.
Mereka khawatir kebijakan tersebut akan membongkar pagar kompleks hunian tertutup dan meningkatkan kepadatan lalu lintas di area tersebut.
Kuasa hukum warga Griya Shanta, Wiwid Tuhu, SH, mengatakan bahwa permohonan jalan tembus bukan berasal dari warga, melainkan ada kepentingan pribadi di balik perkara ini.
Wiwid menekankan pentingnya kejelasan mengenai dasar hukum yang digunakan Pemkot dalam rencana pembukaan akses jalan tersebut.
“Permohonan jalan itu bukan dari masyarakat umum. Ada kepentingan pribadi di balik perkara ini. Dalam proses sidang, kami ingin menggali jawaban Pemkot terkait dasar hukum rencana pembongkaran pagar kawasan hunian,” ujar Wiwid.
Warga Griya Shanta juga mempertimbangkan langkah hukum lain, seperti gugatan PTUN maupun gugatan ke instansi yang memiliki kewenangan lebih tinggi untuk mengawasi kebijakan Pemkot Malang (win).
